Kotak Hadiah Pertemanan di Sudut Kota Bandung

00:57 0 Comments A+ a-

Saya tidak mendapatkan ide untuk tulisan ini hingga saya keluar dari rumah dan bepergian dengan kereta api. Ide ini, saya tidak pernah bosan menuliskannya. Saya menyukainya, dan ingin menuliskannya kembali untuk tema terakhir #30HariKotakuBercerita.

-- 

Saya senang menganalogikan sebuah perjalanan hidup yang telah, tengah, dan akan dilewati seperti sebuah perjalanan kereta api. Iya, jalan hidup itu kadang ibarat rel kereta api. Kereta itu sendiri ibarat alat yang kita gunakan, yang akan membawa kita menuju kepada cita-cita, impian, dan tujuan kita masing-masing.

Ada kalanya kita harus berhenti di sebuah stasiun pemberhentian. Beberapa orang yang telah bersama kita dalam kereta, akan turun meninggalkan kita demi tujuannya sendiri. Dan beberapa orang baru akan naik, menggunakan kereta yang sama dengan kita, untuk mengejar tujuannya yang lain, yang kini sama dengan kita.

Stasiun pemberhentian itu ibarat sekolah, kampus, kantor, panggung pertunjukan, studio musik, acara televisi, halaman-halaman buku, track-track dalam CD album, kedai kopi, angkutan umum atau tempat dan media lain yang kita lalui dan alami. Di situlah kita akan bertemu dan berpisah dengan orang-orang dalam perjalanan mencapai tujuan kita masing-masing.

Sebagian pertemuan itu tentu saja saya alami di Kota Bandung, kota kelahiran saya.

Saya adalah orang yang percaya dengan teori kausalitas. Saya percaya, tidak ada yang terjadi dengan kebetulan. Dikelilingi dengan orang-orang atau teman-teman yang kini berada di dekat saya, yang suatu saat nanti mungkin juga akan berjauhan. Itu semua biasa saja. Bahwa kita awalnya berada dalam rel yang tak sama dengan tujuan berbeda pula. Lalu pada satu titik, pada sebuah stasiun pemberhentian yang saya sebutkan tadi, kita bertemu dan mengenal satu sama lain. Maka akan ada juga stasiun pemberhentian lain di mana kita dengan beberapa orang atau teman akan berpisah.

--

Kereta api akan terus berjalan, dan kita terus mengejar apa yang kita mau. Ada saatnya kita berpisah di sebuah persimpangan rel, atau di sebuah stasiun pemberhentian lain, kemudian bukan tidak mungkin kita kembali bertemu dan berjalan beriringan. Akan ada juga pertemuan-pertemuan baru dalam perjalanan nanti. Saat kita beriringan, berjalan dalam rel yang sejajar, bahkan berada dalam rel dan kereta yang sama, mari kita rayakan dengan membuka hati dan sapa.

Entah dengan cara apa dan di stasiun mana nanti kita akan bertemu, yang saya percaya, Bandung ibarat sebuah tangan terbuka yang selalu menunggu persahabatan.

Begitulah Bandung bagi saya. Setiap sudut kotanya seolah menyimpan kotak-kotak hadiah berisi pertemanan yang siap untuk dibuka jika kau mau membukanya.

----

Every person we meet has the potential to become very important in our lives. We just have to remain open to the possibilities and blessing each encounter might bring. - Anonim


Ditulis oleh: @syahwisyahwi

PosCinta. Powered by Blogger.