Rumah, Keluarga, dan Segala Ketenangan
Adalah rumah, tempat yang paling teduh untuk merebah atas segala lelah. – RikaHNH
Berbincang tentang rumah, tak ada kata yang paling indah selain bersyukur banyak-banyak. Rumah adalah tempat di mana hati kita pulang. Bukan rumah, jika kita tidak merasakan nyaman di sana. Sebab sebenar-benar rumah adalah apa yang selalu membawa kita untuk pulang. Bagiku rumah dan keluarga adalah hal yang tidak bisa dipisahkan. Karena rumah adalah tempat kita pulang, sedangkan keluarga ialah tempat kita menyandarkan segala lelah saat kita telah lelah berkelana.
“Jangan pulang larut malam ya.”
“Kalau pergi, izin. Agar tidak membingungkan banyak orang.”
Seingatku tak banyak aturan-aturan khusus yang ada di rumah. Segala hal yang diharuskan memang pada umumnya dilakukan oleh orangtua, maupun keluarga di rumah-rumah yang lainnya. Namun entah karena apa, setiap rumah selalu memiliki kesan yang berbeda-beda. Rumahku misalnya. Keluarga kami memang hanyalah keluarga sederhana, namun prinsip-prinsip yang telah ditanamkan di rumah secara tidak langsung membuat kami menjadi orang yang berjiwa besar.
Di rumah, kita semua dituntut untuk berperilaku mandiri, tidak secara keseluruhan memang, namun aku dan adik laki-lakiku sudah diajarkan bagaimana saling bergotong-royong membagi tugas mengerjakan pekerjaan rumah. Hal itu terus terjadi berulang-ulang, hingga menjadi kebiasaan. Kata orangtuaku agar tidak kaget jika sudah dewasa nanti dan memiliki keluarga masing-masing. Sebab hidup bukan hanya perihal menggantungkan diri pada orang lain, bukan.
Walau jarang terjadi komunikasi serupa pemberian wejangan yang mungkin dilakukan orangtua pada umumnya, rumah kami tetap terasa hangat. Terlalu banyak hal yang tersirat daripada tersurat secara langsung. Yang paling kuingat adalah kalimat dari Bapak “Kalau orangtua kalian lebih memilih memberi tinggalan berupa ilmu, bukan harta, karena ilmu yang kamu dapat serta diimbangi dengan sikap kemandirian, kamu akan mendapat harta yang lebih banyak dari yang kami miliki sekarang. Dan itu pasti.” Begitu kalimat Bapak yang masih dan mungkin akan selalu kuingat.
Sedangkan Ibu, selalu mencontohkan dan memberi makna tentang kesabaran dan bagaimana kita tetap kuat dan bertahan dalam kehidupan. Ibu adalah hangat yang diberikan lewat senyumnya, dan segala hal yang memeluk keresaahan dalam diri kita. Lalu aku dan adikku, walau kadang kita masih sering bertengkar layaknya kakak beradik pada umumnya, kita adalah apa yang menjadi riang dalam rumah. Dan jika semua bercengkrama dalam hangatnya keluarga, di situlah rumahku, hal-hal yang membuat apa yang meledak-meledak di kepala mampu diredam dari beberapa ketenangan dan rasa saling kasih saying di dalamnya.
Karena keluarga adalah apa yang aku sebut pulang serupa rumah, dari segala lelah.
Ditulis oleh: @rikaHNH
Diambil dari: http://rikahnh.blogspot.co.id/2015/09/rumah-keluarga-dan-segala-ketenangan.html