Perihal Keluarga sebenarnya…

10:02 0 Comments A+ a-

Entah harus mengucap syukur yg bagaimana untuk sekarang berada disini. Bukan di istanbul turki dg 2 paduan budaya besar asia dan eropa, atau Paris tempat tujuan seluruh umat untuk di kunjungi. Saya bersyukur untuk di lahirkan di keluarga yang sederhana di tanah sepucuk jambi sembilan lurah , dengan warga yg terkenal akan kegotong royongan dan keramahannya.

Rumah dan keluarga menurut saya adalah satu kesatuan yang membuat kamu selalu ingin berada disana, jika semesta terlalu letih untuk kau jalani, rumah dengan orang-orang yang kau sayangi (entah itu sedarah atah tidak) didalamnya akan menjadi tempat paling nyaman untuk setidaknya melepas sedikit penat. Menurut saya juga, rumah bkan sekedar tempat tinggal tapi jauh lebih dari tempat hatimu tinggal tempat diman kau di terima dengan segala kurang dan lebih, dan keluarga adalah orang-orang yang mampu menerima itu semua tak peduli salah mu sebanyak apa, tak peduli jika dunia menjauhi mu mereka akan dengan terbuka membantu dan pertama kali menolong mu. Lebih dari itu keluarga adalah orang2 yang menyayangimu tanpa syarat. Keluarga bukan saja orang2 yg sedarah denganmu, bahkan juga yang tak sedarah.


Ini cerita ketika saya menjadi mahasiswa dan harus mengabdi pada masyarakat,  atau yg lbih di kenal dgn istilah Kuliah Kerja Nyata (KKN). 2 bulan lamanya jauh dr rumah, dan hidup ber-15 dgn teman2 baru,  tinggal di sebuah tempat yg jga baru di tanah seberang tepatnya Mudung Darat.

Masyarakat disini msih menujunjung tinggi tradisi. Terlihat dari setiap ada salah satu keluarga yg mengadakan acara pernikahan, masyarakat yg mayoritasnya adalah petani ini menghentikan kegiatan mereka untuk bersama-sama membantu acara tersebut terlaksana. Dari ibu-ibu, bapak-bapak, hingga anak-anak turut serta membantu. Sebagian warga yang datang membawa bahan-bahan sembako sebagai ‘hadiah’ untuk tuan rumah,  proses masak-masak masyarakat serentak membantu dg cara-cara tradisional tnpa bantuan mesin2, seperti memarut kelapa, memasak dg tungku dan kayu semua berkumpul saling bantu membantu. Saat makan siang, pihak keluarga mengajak para tetangga makan bersama-sama dengan nampan /5org guna menjalin keakraban antar satu sama lain dan berlangsung selama 3 hari bahkan ada yang sampai 1 minggu.

Mungkin hal serupa juga terjadi di daerah-daerah lain. Sebuah tradisi turun menurun yg didalamnya memiliki banyak makna, seperti pentingnya saling bantu-membantu, untuk lebih mendekatkan satu sama lain. Di tempat tinggal saya pun juga begitu, hanya saja tidak seramai dan sesemarak yg ada di desa mudung darat. Begitulah membangun hubungan yang baik dengan sesama di lingkungan tempat tinggal itu begitu penting karna sesungguhnya tetangga itu adalah keluarga tak sedarah yg terdekat dari kita yg akan ada dan menolong ketika keluarga kita dalam masalah.

Masih banyak sekali tradisi turun temurun yg masih ada si desa mudung darat, dari sana saya banyak belajar, bahwa kebersamaan itu penting di manapun dan dengan siapaun kamu berada. Semoga saja tradisi seperti ini akan terus ada dan terjaga tradisi yg tdak hanya di Jambi tp seluruh indonesia. Bukan tradisi yang tidak saling mau tahu dan peduli pada sekitar. Semoga.


oleh @bollskii
diambil dari https://mesinmemori.wordpress.com/2015/09/22/perihal-keluarga-sebenarnya/

PosCinta. Powered by Blogger.