Pasar Tradisional, Riwayatmu Kini

00:03 0 Comments A+ a-

Selamat datang kembali di Sukoharjo :)

Jujur saya sempat bingung dengan tema hari ini, bingung dengan apa yang akan saya tulis dan ceritakan kepada kalian tentang Sukoharjo, pasar di Sukoharjo. Hehehe… Semoga saja masih ada yang membaca tulisan saya :D


Banyak sekali pasar-pasar di daerah kami. Baik pasar tradisional maupun yang modern. Yang saya perhatikan selama ini, beberapa pasar tradisional di Sukoharjo mulai berbenah, seperti mulai mempercantik dan menata diri. Bangunan-bangunan baru yang diharapkan bisa merapikan keriuhan pasar mulai berdiri di beberapa daerah. Namun masih ada beberapa memang yang belum berubah, masih mempertahankan sesuatu yang telah lama ada. (cieilah.. bahasa saya gini amat, hahaha)

Di sisi lain dari perubahan itu, pasar tradisional selalu mempunyai daya tarik sendiri dibandingkan dengan mini market atau supermarket yang saat ini mulai menjamur. Proses jual beli salah satunya. Proses untuk memperoleh kesepakatn bersama harga suatu barang yang dilakukan dengan tawar menawar ini yang selalu menarik dan tidak ditemukan di minimarket atau supermarket.

Salah satu pasar tradisional yang ada di Sukoharjo adalah pasar Watukelir. Kalau kalian pernah ke Solo atau dari Solo dan menemui bis dengan tujuan Solo-Kelir, maka di dekar pasar inilah nanti tujuan atau pemberhentian terakhir bis itu. Kelir atau Watukelir memang sudah tidak begitu asing untuk orang-orang di sekitar daerah kami.

Dan memang sama dengan pasar-pasar lainnya, yang mungkin sedikit beda adalah di kawasan pasar ini juga banyak orang berjualan kalau malam hari. Ya.. hanya saja kalau malam giliran pedagang kaki lima yang berjualan.

Selain itu, yang menarik dari pasar ini adalah adanya batu (watu-dalam bahasa jawa) yang berbentuk kelir di tengah pasar.

Ya.. Kelir.

Dengan alasan ini juga lah daerah ini disebut dengan Watukelir. Mungkin nanti dibagian yang lain akan saya ceritakan kisahnya.



Ditulis oleh  @cescahya

Diambil dari https://cescahya.wordpress.com/2015/09/07/pasar-tradisional-riwayatmu-kini/

PosCinta. Powered by Blogger.