Aku Cinta Bahasaku

05:16 0 Comments A+ a-

Ada yang beda nih??? Hehehehe…….*openingnya gitu amat yakkk*

Sebenarnya, Medan dan Kisaran itu memiliki persamaan yang kental. Hal yang unik adalah dapat teman rasakan jika bertemu dengan orang sumatera dalam tatanan bahasa serta logatnya. Selain volume suara yang terkadang tak terkendali, ada juga logat “aku” “kau” yang terdengar kasar jika di dengar oleh anak yang bukan berasal dari sumatera. Malahan karena sering mengucapkan kata “kau” lama kelamaan anda akan mendengan bukan “kau” lagi katanya yang terucap, tapi “ko”. 


Contohnya “Mau kemana ko?”. Dalam tatanan bahasa yang lainnya  juga tidak kalah mengherankan. Kalau misalkan teman – teman berkunjung ke kisaran lalu anda bertanya:
Q:  “Tadi datang kesini naek apa?”
A:  “ Naek Kereta”

Padahal jalan yang dituju hanya berkisar 5 menit saja. Pasti anda akan bingung…. Memangnya ada kereta yang beroperasi dengan jarak sedekat itu? Nah, sebenarnya kereta yang dimaksud adalah “sepeda motor” sedangkan ada beberapa (terutama orang tua) selalu menyebut Kereta Api dengan sebutan “trem”. Masyarakat di sini terbiasa dengan menyebutnya “kereta” daripada “motor”. Malah kalau motor (montor) adalah truk. Selain itu jika teman – teman biasanya membeli sayur mayur di pasar, kami menyebutnya “pajak”. Sedangkan pasar sendiri adalah maksud untuk jalan lintas. Maka jangan bingung jika ada orang tua yang mengatakan kepada anak kecilnya untu tidak bermain – main di pasar karena maksud mereka adalah tidak boleh bermain di jalan. 

Contoh lainnya adalah “kali”, kami terbiasa mengeluarkan kata “kali” untuk kata “sekali” padahal untuk teman – teman di luar sumatera mengartikan bahwa “kali” itu adalah “sungai”. Dan kata “sungai” kami ucapkan dengan “sunge”, “minyak lampu” sebenarnya adalah “minyak tanah”, “balek” sendiri yaitu “pulang”, “mamak” adalah sebutan khas anak sumatera yang berarti“mama/ibu”, “bawak” itu adalah “bawa”, “can” adalah “peluang”, “dibilangi” itu sama dengan“diberi tahu”, “ecek – ecek” adalah “pura – pura”, “eksen” maksudnya adalah “gaya”, “entup” itu “sengat”, “galon” adalah sebutan untuk “SPBU”, “kek” adalah “kayak”, “melalak” berarti “keluyuran”, “nceng” berarti  “selesai”, “pening” maksudnya “pusing”, “stif” (yang ternyata berasal dari bahasa Belanda yaitu “stief” adalah penghapus, “tecampak” adalah “terlempar”, “wayar” sama dengan “kabel”, “tepar” adalah “tidur” (sudah terlalu lelah), “soor” adalah “suka, senang(naksir)" . Ada juga singkatan yang hanya anak sumatera utara aja yang tahu. Kalau anda dengar ada anak sumatera utara yang menyebut “THH” pada kenyataannya yang mereka maksud adalah “Tah Hapa Hapa (entah apa – apa)” yaitu maksudnya “ada – ada aja” dan juga “Caper” kepanjangannya adalah “Cari perhatian”. Terus nih ya kalau ada anak kisaran yang gayanya manja, kami biasanya menyebutnya dengan “Mengkek”.

Contoh: “Mengkek kali ko (Manja sekali kamu)

Lihat sendiri kan jika kalimat tersebut diucapkan dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar pasti tidak terdengar kasar. Ya itu, kami sebenarnya tak bermaksud untuk berbicara/berlogat kasar. Namun tatanan bahasa kami yang memang begitu adanya jadi terdengar kasar. Jadi jangan judge dulu anak sumatera utara (termasuk kisaran) dalam berbicara ya. Sebenarnya hati kami mah “Hello Kitty” muehehehe.  Tapi ingat ya kalau nama “Kisaran” terdengar, kisaran bukan maksud “kisaran harga” muehehehe tapi ada juga nama kota dengan nama kisaran. Setidaknya banyak orang tahu kalau “kisaran” adalah sebuah kota kecil dengan perjalanan kurang lebih 4 jam dari kota medan. Nah itu tadi baru sebagian bahasa yang sering kami ucap sehari – hari loh, aslinya masih banyak sekali. Just remember, kita harus bangga dengan bahasa asal kita karena dari bahasa tersebutlah pada akhirnya kita bisa tahu asal daerah masing – masing orang. Seperti “kagak”nya betawi, “henteu”nya jawa barat, “indak”nya padang, “ora”nya jawa, dan lainnya. Walaupun berbeda justru di situlah keunikannya, kan kita Bhineka Tunggal Ika.

Oleh Intan Permata Sari (@intan_yoesman)
Diambil dari http://intan-yoesman.blogspot.co.id/2015/08/aku-cinta-bahasaku.html

PosCinta. Powered by Blogger.