Telaga Beracun
Sebelumnya, ini adalah sebuah legenda dari salah satu Kabupaten di Provinsi Jambi yaitu Tanjung Jabung Timur.
Selamat membaca.
Dahulu kala, di pantai timur sumatera hiduplah seorang datu sang pemimping puak. Sebelumnya munculnya kerajaan melayu, para datu-datu itu lah yang memimpin atau berkuasa dimasing-masing puak. Kekuasaan mereka seperti layaknya raja. Para pemimpin puak itulah berkuasa sebagai raja-raja kecil.
Datu pemimpin negri melayu begubang ini sangat lah di hormati oleh mastarakat karena sikap kepemimpinannya yang bijaksana, tidak heran negri tersebut sangat aman dan tentram. Disudut istana datu tuah begubang terdapatlah sebuah telaga yang sangat jernih dan tak pernah surut airnya. Dan diseklilingnya terdapat tanaman yang indah. Rakyat percaya jika merusak alam maka alam akan membalas perlakuan manusia dengan setimpal. Kwatir telaga terusik oleh rakyatnya, Suatu hari datu berucap “hai rakyatku sekalian! Sesungguhnya air telaga itu beracun, barang siapa yang meminumnya maka akan menjadi gila” Dan semua rakyat percaya jika ucapan datu itu bertuah. Selang beberapa tahun, negri dilanda duka. Sudah lima purnama tidak turun hujan. Sungai, mata air semuanya menjadi kering. Hanya satu yang masih ber air yaitu telaga beracun tadi. Karena mengalami kekeringan dan mati kehausan seorang rakyat, dengan nekat pergi ke telaga beracun dan meminum air dari telaga itu, seketika dia berjalan sambil bernyanyi-nyanyi sendiri, rakyat lain pun keheranan melihatnya. Seketika tersebarlah berita pemuda yang meminum air telaga tersebut, ada sebagian rakyat yang percaya dan sebagian lagi tidak. Yang tidak percaya pun mengikuti pria tadi meminum air telaga dan menjadi gila. Datu tuah begubang pun menjadi bingung dengan apa yang terjadi dengan rakyatnya. Semakin lama tingkah laku rakyat semakin aneh, ketika bertemu yang sesama gila mereka bersalaman dengan menampar pipi. Semakin bungung datu tuah begupang pun ikut meminum air dari telaga beracun dengan niat agar rakyatnya kembali normal seperti semula. Singkat cerita, dengan kebijaksanaan dan kebaikan datu, seketika rakyat-rakyatnya pun yang semula gila menjadi normal kembali. Karena ingin memberi penghormatan, rakyat negri begubang pun melempar benda kesayangannya/berharga kedalam telaga beracun tersebut. Ada yang melempar konde, cincin, logam bahkan jimat yang berbentuk kayu, dan anehnya benda itu tenggelam tidak mengapung. Telaga yang sudah tidak beracun itu, sekarang sudah tidak ada lagi, dimana tempat sebenarnya telaga itu mestilah ditelusuri keberadaannya. Tanpa sengaja ada orang-orang yang menemukan benda-benda perhiasan ketika menggali tanah pertanian di negri sepucuk nipah serumpun nibung yang sekarang dikenal dengan Nipah Panjang. Sebuah cerita karya : M Yusuf Asnioleh @ulliulli
Diambil dari http://asiltawani.tumblr.com/post/129208887555/telaga-beracun