Taman: Hijau di Teriknya Kota
Kalau mendengar kata ruang publik maka yang akan terpikir di kepala saya adalah taman tempat masyarakat biasanya berkumpul. Dulu, kira-kira beberapa tahun yang lalu kalau saya tidak salah ingat, di Klaten sendiri belum ada taman kota atau sudah ada namun saya tidak cukup gaul untuk tahu ada taman kota. Setahu saya memang ada hutan kota, tapi yang saya tahu dulu semasa saya masih SMP hutan kota yang letaknya persis di depan sekolah saya ini tidak dirawat dengan baik, rimbun, dan justru terkesan angker karena lokasinya yang kebetulan dekat dengan kawasan pemakaman padahal menurut saya kalau dirawat dengan baik tempat ini lucu buat lokasi piknik karena pohon-pohonnya yang tinggi dan rindang dan bisa juga buat foto pra nikah (kalau mau).
Beberapa tahun belakangan ini, Pemerintah Klaten sedang gencar-gencarnya membangun ruang terbuka hijau yang bisa dinikmati oleh masyarakat, yaitu taman serta membenahi hutan kota yang awalnya dibiarkan terbengkalai. Ada beberapa taman yang dibangun antara lain taman lampion (yang sampai sekarang saya masih belum tahu mengapa disebut taman lampion padahal sama sekali nggak ada lampionnya), taman kecil di belakang Stadion (yang sayangnya saya tidak tahu apa namanya), dan tentu saja taman kota yang berada di jantungnya kota Klaten.
Taman lampion ini terletak di belakang gedung PMI Kabupaten Klaten, tepatnya di Kelurahan Bareng Lor, Klaten Utara. Taman ini tergolong taman baru di Kabupaten Klaten. Pertama kali saya dengar nama taman lampion, yang terpikir adalah taman pelangi di Monumen Yogya Kembali, yang dipenuhi dengan lampion lucu yang terpasang di beberapa bagian, namun ternyata saat ke sana taman ini tak jauh berbeda dengan taman pada umumnya, hanya saja konsep taman ini lebih condong ke gaya Tionghoa. Beberapa bangunan gazebo didesain dengan gaya khas Tionghoa dengan menonjolkan warna yang menjadi ciri khasnya yaitu merah. Di area tengah taman terdapat kolam yang cukup besar dengan air mancur yang menyembul. Di seberang taman ini juga dibangun Rusunawa (Rumah Susun Sederhana Sewa) bagi warga yang mungkin belum memiliki hunian.
In frame : Teman-teman saya |
Gazebo Taman Lampion |
Dari Taman Lampion yang letaknya tidak persis di pinggir jalan, saya beralih ke taman yang berada di pusat kota. Taman kota Klaten tepat berada di samping Alun-alun Kota Klaten, dan hanya dipisahkan jalan. Dari hasil saya baca-baca sedikit, baru saya tahu dulu sekali lokasi yang dijadikan taman ini adalah lokasi bioskop pertama dan satu-satunya di Klaten, yaitu Bioskop Rita. Seiring berjalannya waktu, bioskop kebanggaan ini lenyap dan mulai digantikan dengan barisan pertokoan yang mulai memenuhi kawasan ini. Entah sejak kapan, saya lupa tahun berapa barisan pertokoan yang berada di kawasan ini mulai direlokasi dan dijadikan ruang terbuka hijau yang diperuntukan bagi masyarakat.
Gambar di ambil dari sini |
Taman kota ini tidak hanya berisi pepohonan hijau yang menyejukkan mata namun juga dilengkapi dengan beberapa tempat duduk dan area permainan anak. Selain itu jalan setapak yang dirancang juga dapat berfungsi sebagai jalan untuk refleksi, jadi selain sebagai tempat rekreasi taman ini juga dapat difungsikan sebagai tempat olahraga. Di sore hari banyak anak-anak kecil yang bermain di wahana permainan yang tersedia, dan ketika malam hari taman ini akan semakin penuh orang terutama di akhir pekan, terlebih lagi di sekitar Alun-alun Kota sering dijadikan pasar malam dadakan yang hampir tiap hari digelar. Akan semakin banyak wahana permainan dan aneka jajanan pinggir jalan yang ditawarkan, jadi tidak perlu khawatir kamu akan kelaparan saat nongkrong di sini. Oiya, di taman ini juga disediakan tempat sampah yang memadai di beberapa titik, jadi kamu nggak perlu khawatir untuk buang sampah bekas makanan secara sembarangan.
Latar : Pasar Malam dadakan Taman Kota |
Gambar diambil dari sini |
Sebagai ruang publik, taman yang luasnya tidak lebih besar dari Taman Lampion ini menurut saya dapat dijadikan salah satu pilihan bagi masyarakat yang ingin merasakan hijaunya Kota dan tempat rekreasi bagi keluarga tanpa harus mengeluarkan uang untuk menikmati beberapa wahana yang disediakan. Harapan saya semoga dengan dibangunnya ruang terbuka hijau di pusat-pusat kota akan memberikan pilihan lain bagi masyarakat untuk berekreasi selain di pusat perbelanjaan dan tempat makan, selain itu semoga taman-taman ini juga memberi keteduhan dan dapat mempercantik Kota di tengah ramainya lalu lintas jalan raya. Dan yang terpenting semoga masyarakat di sini juga ikut menjaga dan merawat fasilitas publik yang disediakan dengan sebaik-baiknya, misalnya dengan tidak membuang sampah sembarang di kawasan taman, tidak merusak tanaman dan fasilitas yang ada, dan tidak mengotori kawasan ini dengan mencoret-coret sesuka hati.
Jadi, masihkah kamu enggan main ke taman di kota kami?
Love,
Ajeng
oleh @ajengrizkii
diambil dari http://ajengrizkii.blogspot.co.id/2015/09/taman-hijau-di-teriknya-kota.html