Sepotong Jalan Rusia dan Impian Soekarno

01:00 0 Comments A+ a-

Jalanan di Palangkaraya yang kepadatan penduduknya termasuk jarang ini berbanding lurus lah, sepi. Kalau diibaratkan hubungan percintaan, lalu-lintas di Palangkaraya seperti lalu-lintas hati seorang jomblo. Sepi, gebetan saja jarang yang ada mau lewat apalagi cinta. Asik….

Lihat saja jalan protokol seperti jalan Yos Sudarso atau jalan MH Tamrin pada jam kerja, lengang. Orang terlalu sibuk bekerja tak sempat jalan-jalan mungkin. Bahkan antrean lampu merah biasanya tak lebih dari lima mobil yang berbaris di belakang garis.

Lalu-Lintas Jalan Yos Sudarso
Lampu Merah Jalan MH Tamrin
Lalu-Lintas Jalan RTA Milono


Namun ada sepotong jalan sepanjang 34 KM menghubungkan kota Palangkaraya dengan Tangkiling, kecamatan Bukit Batu yang kondisi jalannya jauh lebih baik dibandingkan jalan-jalan lain di Palangkaraya. Jalan itu adalah jalan Tjilik Riwut atau masyarakat Palangkaraya lebih sering menyebutnya dengan nama jalan Tangkiling.

Jalan Tjilik Riwut mulus walaupun usianya sudah hampir 50 tahun dan tanpa perawatan yang berarti. Jalan ini menandai pembangunan kota Palangkaraya yang saat itu baru dibentuk. Konon presiden RI pertama, Soekarno merancang Palangkaraya yang letaknya di tengah Indonenesia ini sebagai ibu kota negara Indonesia. Mobillitas kota direncanakan melalui jalan sungai serta jalan darat. Maka dibangunlah jalan yang awalnya direncanakan sejauh 175 KM melewati Perenggean lalu ke Sampit dan Pangkalan Bun yang kemudian menghubungkan kota Palangkaraya dengan pelabuhan-pelabuhan menuju ke Jawa.

Tapi impian Palangkaraya untuk jadi ibu kota negara hanyalah impian, tak pernah jadi kenyataan. Palangkaraya hanyalah ibu kota propinsi Kalimantan Tengah gelap dan muram tak bergairah kerena kekurangan pasokan listrik. Jalan yang direncanakan melintasi propinsi Kalimantan Tengah menuju laut Jawa ini juga tinggal kenangan. Pengerjaannya yang harus membakar menggali gambut seperti yang dilakukan untuk membuka lahan sawit atau karet kemudian mengganti isinya dengan batu[1], pasir dan tanah padat, dilanjutkan dengan pembuatan drainase, pengerasan, dan pengaspalan dihentikan awal tahun 1966.

Pembangunan jalan dihentikan karena adanya pergantian kekuasaan pasca-Gerakan 30 September 1965. Insiyur-insiyur Rusia yang membangun jalan tersebut begegas pergi meninggalkan proyeknya. Ratusan pekerja proyek juga ikut menyembunyikan diri karena tidak ingin disangkut-pautkan dengan Rusia, Partai Komunis, atau bahkan Soekarno.

Dan sepotong jalan sepanjang 34 KM itu saja yang sempat diselesaikan. Sepotong jalan Rusia dan kenang-kenangan impian Soekarno.

[1] Lirik lagu Menuju Ruang Hampa – Efek Rumah Kaca

*Judul salah satu artikel Tim Jelajah Kalimantan Kompas, di publikasikan tahun 2009 dan merupakan sumber penulisan artikel ini.

Ditulis Oleh: @mahanova__
Diambil Dari: https://rabureta.wordpress.com/2015/09/19/sepotong-jalan-rusia-dan-impian-soekarno/

PosCinta. Powered by Blogger.