Rewata'a: Batu Besar yang Mempersaksikan Majene
rewata'a adalah batu besar di sisi kiri atas foto (dok. pribadi) |
Bicara tentang Majene, salah satu tempat yang paling dikenal adalah Rewata’a.
Sejak kecil, salah satu tempat yang paling berkesan saat berkesempatan untuk pulang kampung adalah tempat ini. Bahkan di rumah saya ada sebuah lukisan yang menggambarkan tempat ini.
Sebuah batu besar yang berdiri tegak di atas laut dan dis sisi kiri jalan jika menempuh perjalanan dari Majene ke Mamuju. Batu besar ini teronggok megah dan dihantam ombak. Bahkan jika tengah angin barat, maka ombak yang menghempas menangtang kokohnya batu ini.
Sejak kecil Rewata’a familiar bagi saya karen ada sebuah lukisan yang diletakkan di ruang tamu rumah. Tapi sekarang saya tidak bisa menemukan di mana lukisan itu. Dan ternyata saat remaja baru saya sadari bahwa itu adalah lukisan Rewata’a. Setelah bisa mengenali tempat itu, papa sering bercerita tentang berbagai hal mistis tentang kawasan ini. Bahwa dulu di zaman papa masih remaja, orang – orang takut melewati daerah ini d malam hari. Terutama di malam jum’at. Apalagi naik sepeda motor sendiri tanpa ada yang memboncong. Biasanya katanya akan ada makhluk lain yang ikut membonceng.. Hiiiihh. Ngeri.
Tapi sesungguhnya Rewata’a adalah saksi atas berbagai hal yang terjadi di Majene. Ia telah terdokumentasi sejak masa kolonial Belanda. Saat itu Majene menjadi Afdeling Majene. Dan kini saat Majene beserta Mamuju dan Polman memisahkan diri dari Sulawesi Selatan dan membentuk Sulawesi Barat, Rewata’a menjadi saksi.
Termasuk menjadi saksi saat barang – barang penumpang pesawat Adam Air terdampar di dekatnya. Dan berbondong – bondonglah orang melafalkan kata Majene. Menghubungkannya dengan tragedi menyedihkan tersebut.
Dan kini Rewata’a terus menjadi icon Majene. Salah satu tempat favorit untuk menatap senja sembari bercengkrama dengan teman sebaya. Ah, melihat matahari yang seolah tertelan laut di Rewata’a melahirkan ketakjuban sendiri. Indah tanpa mampu terdeskripsi. Datanglah dan rasai sendiri.
Ditulis oleh @atriasartika
Diambil dari http://filosofilandak.blogspot.com/2015/09/rewataa-batu-besar-yang-mempersaksikan.html