Para Pejuang Matahari

00:30 0 Comments A+ a-

Senin, 14 September 2015.

Tepat sekali tema ke empat #30HariKotakuBercerita ini jatuh di hari Senin. Tema ke empat ini memang lebih seru bila dibahas di hari Senin. Hari yang bagi sebagian kami tak pernah dinanti. Yang bagi sebagian kami adalah penentu suasana hati untuk 4 hari setelahnya.

Inilah kami, para pejuang matahari.

Senin, matahari dan kami adalah satu kesatuan. Mari simak sebentar cerita kami.

Senin ini kami lagi-lagi menjadi saksi kedatangan si matahari. Dari dalam jendela kereta yang tertutupi punggung-punggung sebagian kami, matahari menyapa kami. Kami bukan sekumpulan pendaki yang secara sengaja berburu matahari. Kami bukan sekumpulan fotografer yang secara sengaja menunggu matahari untuk diabadikan dalam mata kamera. Tapi inilah kami yang terbitnya lebih pagi dari matahari.

Sebagian dari kami adalah penduduk kota administratif di pinggir Ibukota. Ya, sebagian dari kami adalah penduduk kota yang dulunya memiliki nama De Eerste Protestentante Organisatuevan Kristenen atau yang sekarang ini dikenal dengan nama Depok.

Kami memang tak berbeda dengan penduduk Ibukota atau kota-kota lain disekitarnya. Kami adalah penghuni gedung-gedung tinggi pencakar langit di Ibukota. Kami adalah pekerja yang memiliki jam kerja secara tertulis delapan pagi - lima sore--walau kenyataanya lima pagi - delapan malam. Kami yang diwajibkan memiliki tenaga super untuk berdiri di sepanjang perjalanan. Kami yang demi mampu memberikan anak-anak kami pendidikan terbaik, harus rela berangkat sebelum mereka terbangun pun kembali ketika mereka sudah terlelap.

Maka pantaslah kami disebut para pejuang matahari.

Ditulis oleh: @ddLylaa
Diambil dari: http://cinderlila.blogspot.co.id/2015/09/para-pejuang-matahari.html

PosCinta. Powered by Blogger.