Kelezatan Gultik yang Menggelitik
Berkunjung ke suatu kota, kurang lengkap rasanya tanpa mencoba kuliner khasnya. Nah, di Jakarta banyak sekali rekomendasi kuliner yang patut dicoba. Sebut saja Soto Betawi, Ketoprak, Kerak Telor, Nasi Uduk, Soto Tangkar, dan Laksa Betawi. Hidangan tersebut mudah ditemui di Jakarta baik di mal, restoran, warung, hingga pedagang kaki lima. Rasanya pun dijamin mak nyuuussss!!!
![]() |
Sepiring gultik yang menggelitik/ photo by Zomato |
Namun kali ini, saya tidak akan bercerita mengenai hidangan yang sudah tersohor tersebut. Saya ingin bercerita tentang kuliner di Jakarta yang unik, otentik, sekaligus menggelitik. Namanya gultik. Beberapa orang menyebutnya Gulai Sitik (sedikit). Alasannya karena gultik disajikan hanya setengah porsi piring kecil. Kira-kira lima sampai tujuh suap pasti sudah habis.
Beberapa orang juga menjuluki gultik sebagai Gulai Tikus karena irisan dagingnya yang sangat tipis menyerupai daging tikus. Tapi tentu saja itu hanya guyonan semata. Gultik yang rasanya otentik ini bahan dasarnya terbuat dari daging sapi asli.
Lalu, mengapa dinamakan gultik? Karena sebetulnya gultik merupakan akronim dari Gulai Tikungan. Jadi penamaan gultik disesuaikan dengan lokasi pedagangnya yang berada di tikungan antara Jl Bulungan dan Jl Mahakam, Blok M, Jakarta Selatan. Di sana, berjejer puluhan pedagang yang mangkal dengan membawa keranjang berisi satu gentong gultik panas.
Kendati makanan kaki lima, Gultik termasuk kuliner yang kaya akan cita rasa. Kuah santannya gurih-gurih sedap. Tetelan daging sapi, lemak, dan jeroannya empuk. Rasa gultik semakin menggelitik lidah dengan tambahan taburan bawang goreng, kecap manis, dan kerupuk. Untuk yang suka pedas, bisa juga menambahkan sambal bajak.
Lantaran kelezatan dan gurihnya itulah, banyak orang menggandrungi gultik. Terbukti, gultik tidak pernah sepi pembeli. Uniknya, rata-rata penikmat gultik tidak cukup menghabiskan satu piring. Biasanya mereka menghabiskan dua hingga empat piring. Bahkan menurut salah seorang pedagang gultik, ada pembeli yang menghabiskan 15 piring sekaligus.
Gultik sejatinya merupakan kuliner khas solo. Sekitar tahun 1980, para pedagang yang berasal dari Solo bermigrasi ke Jakarta dan mangkal di area Blok M Square. Seiring berjalannya waktu, Gultik makin laris manis dan makin banyak pula pedagang dari Solo yang menjajakan gultik. Sekarang, gultik telah menjadi salah satu kuliner favorit di ibu kota.
Oh ya, untuk harga satu piring gultik dipatok cukup murah meriah, yakni Rp 9 ribu per porsi. Bagaimana tertarik untuk mencicipi gultik?
oleh @Iamfikry
diambil dari http://fikrilosophy.blogspot.co.id/2015/09/kelezatan-gultik-yang-menggelitik.html