Jembatan Kahayan
Kota-kota di Kalimantan selalu memiliki sungai-sungai besar yang membelah kotanya atau sekedar lewat di tepinya. Oh ya, nama Kalimantan itu sebenarnya bukanlah berasal dari kata ‘kali’ dan ‘bekantan’ yang mana keduanya memang banyak ditemukan di pulau terbesar ketiga di dunia ini. Namun berasal dari kata-kata Melayu yang artinya adalah ‘sungai berlian’[1] tapi ada pula yang mengatakan bahwa Kalimantan berasal dari bahasa Sansekerta yang artinya iklim yang panas[2]. Begitu juga dengan kota tempat saya dibesarkan, Palangkaraya. Terdapat sungai besar sepanjang 600 KM, sungai Kahayan atau banyak juga referensi menyebutnya sebagai Dayak Besar atau Biaju Besar[3] yang membagi wilayah kota Palangkaraya dengan Pahandut Seberang, kemudian bermuara di laut Jawa.
Ada jembatan yang menurut kami penduduk kota Palangkaraya adalah salah satu konstruksi yang megah di kota ini. Jembatan yang menghubungkan kota Palangkaraya dengan Pahandut Seberang sepanjang 640 meter membentang di atas sungai Kahayan. Jembatan ini pula yang membuat jalan yang menghubungkan kabupaten Barito Selatan dengan ibukota Propinsi Kalimantan Tengah ini akhirnya tembus juga. Sebelumnya, menuju kabupaten Barito Selatan harus melalui propinsi Kalimantan Selatan terlebih dahulu yang waktu perjalanannya sekitar 8 jam. Sekarang perjalanan menuju kabupaten Barito Selatan hanya kurang lebih 4 jam. Jembatan dengan lebar 9 meter ini memiliki 12 bentang khusus sepanjang 150 meter pada alur pelayaran sungai. Jembatan ini dinamakan sama dengan sungai yang ada di bawahnya, Jembatan Kahayan. Jembatan yang dibangun selama 6 tahun ini (1995-2001) diresmikan 13 Januari 2002 oleh Presiden RI saat itu, Megawati Soekarno Putri.
Untuk menikmati kemegahan jembatan Kahayan Anda bisa ke Tugu Soekarno yang berada di jalan S. Parman.
Tugu ini adalah tugu peresmian kota Palangkaraya oleh presiden Soekarno. Di belakang Tugu Soekarno terdapat jalan yang terbuat dari susunan kayu ulin menuju dermaga kecil di tepi sungai. Dalam perjalan ke dermaga Anda dapat menikmati pemandangan jembatan Kahayan yang megah diantara perkampuangan warga di tepi sungai.
Tugu ini adalah tugu peresmian kota Palangkaraya oleh presiden Soekarno. Di belakang Tugu Soekarno terdapat jalan yang terbuat dari susunan kayu ulin menuju dermaga kecil di tepi sungai. Dalam perjalan ke dermaga Anda dapat menikmati pemandangan jembatan Kahayan yang megah diantara perkampuangan warga di tepi sungai.
Atau Anda bisa menyusuri sungai Kahayan dengan kapal atau perahu bermotor yang menyedikan jasa menyusui sungai. Anda dapat lebih menikmati pemandangan yang megah dari atas perahu. Selain jembatan yang megah, vegetasi hijau hutan pohon dan sulur-sulur rotan berebut memanjakan mata Anda. Ada pula perkampungan warga dengan rumah panggung di tepian sungai berebut tempat dengan rumah lanting yang hanya bertambat dengan seutas tali di pinggir sungai. Juga keramba ikan patin dan nila di sepanjang sungai tak mau kalah bersaing di antara permukiman warga. Belum lagi riuh lalu-lintas sungai yang membuat suasana lebih meriah.
Bila berkunjung ke Palangkaraya, sempatkan sejenak memanjakan mata menyusuri sedikit dari sungai Kahayan. Namun jika tak ada pula waktu, mampirlah ke tepi sungai untuk melihat kemegahan jembatan Kahayan ditemani aneka gorengan atau bakso atau soto ayam. Dan jangan lupa mengambil gambar bergaya dengan latar belakang Jembatan Kahayan seperti saya.
[1] Blair, L. dan Blair, L., 2012, Ring Of Fire: Indonesia Dalam Lingkaran Api, Jakarta: Ufuk Press.
[2] https://en.wikipedia.org/wiki/Kalimantan
[3] https://id.wikipedia.org/wiki/Sungai_Kahayan
Oleh: @mahanova__
Diambil dari: https://rabureta.wordpress.com/2015/09/01/jembatan-kahayan/