Jalan-jalan koliling #Ambon
Ambon cerah diawal bulan September hari ini. Suasa kota tampak ramai, mungkin sedikit efek dari kedatangan seorang Legenda Sepak Bola AC Milan Rudd Gulitt. Ambon lagi berbenah diri menjelang ulang tahunnya yang ke-440 Tahun. Kota kecil nan indah, terletak di tengah-tengah Pulau Ambon. Hamparan gunung-gunung dan teluk yang permai bagai surga di bawah kaki gunung.
Ambon Manise itu julukannya. Seperti kata “Manise” yang diletakan setelah kata “Ambon” yang memiliki arti: Maju, Aman, Nyaman, Indah dan Sejahtera.
Kota Ambon memiliki beberapa tempat yang menjadi icon kota. Icon yang biasanya ramai dikunjungi dan menjadi tempat pertemuan yang nyaman untuk semua elemen komunitas-komunitas di Kota Ambon. Dimulai dari Lapangan Merdeka. Lapangan ini menjadi tempat yang mengasyikan baik untuk mereka yang senang berolah raga, ataupun mereka yang mengadakan janji pertemuan disana.
Pattimura Park terletak berdampingan dengan Lapangan Merdeka. Pattimura Park adalah tempat dimana patung monumen Pahlawan Pattimura berada. Tempat ini sangat ramai, karena banyak orang sering menjadikan tempat ini sebagai tempat mereka melalukan berbagai kegiatan. Mulai dari olah raga, diskusi, latihan street dance, break dance, skeatboard hingga acara kesenian baik theater, poetry hingga acara musik.
Ada pula Gong Perdamaian tempat dimana diletakannya Gong Perdamaian Dunia tepat di tengah-tengah kota.
Ambon juga memiliki sebuah Benteng peninggalan Portugis dan Belanda yang terletak di tengah kota.
Benteng VIctoria namanya, benteng yang sekarang telah menjadi salah satu markas TNI di tengah kota. Jika kita ingin masuk kedalam pun harus meminta ijin dari pihak TNI yang bertugas disana terlebih dahulu. Tempat ini sebernanrnya adalah salah satu situs sejarah kota Ambon.
Kita berjalan menjauh melewati Benteng Victoria dan kita menanjak sedikit melewati kantor DPRD Provinsi Maluku. Disana kita akan sampai pada satu monumen pejuang wanita Christina Martha Tiahahu. Pemandangan sunset dari Patung Christina ini sangan cantik dan elok. Membuat pandangan mata dan tubuh seakan tidak mau bergerak. Dan menunggu hingga tenggelam bersama sang mentari.
ita turun sebentar ke tengah kota, kita akan sampai pada Tugu Trikora. Sambil melewati Lorong Gang Pos dan Lorong Sagu yang sudah ada sejak jaman Portugis dan Belanda. Tugu Trikora yang berada di perempatan kota, dibuat sebagai peringatan akan kejaian Trikora di Papua.
Kita berjalan ke arah laut dan sebelum mendekati Pelabuhan, kita akan melihat dua Mesjid saling berdampingan. Mesjid Jami dan Mesjid Al-Fatah, Masjid Jami didirikan pada tahun 1860 oleh seorang Imam Besar,Haji Abdul Kadir Hatala. Meski sudah 2 kali direnovasi namun keaslian gedungnya masih terjaga. Ukurannya tidak terlalu besar, sekitar 10 x 15. Berarsitektur khas Turki dan sedikit campuran Persia.
Sedikit cerita tentang kotaku Ambon Manise.
Oleh: @marvinlaurens
Diambil dari: https://ammpersiang.wordpress.com/2015/09/01/jalan-jalan-koliling-ambon/