Bubur Pedas yang Tak Pedas
Setiap kota dan daerah pasti punya sajian unik yang menjadi khasnya masing-masing, di Sambas sajian unik tersebut bernama Bubbor Paddas.
Meskipun dalam bahasa Indonesia Bubbor Paddas ini diartikan dengan Bubur Pedas, tapi bagi teman-teman yang tidak menyukai rasa pedas tidak perlu khawatir, rasa makanan ini sama sekali tidak pedas kecuali makannya ditambahin sambal yang banyak. Dari tampilannya sekilas Bubur Pedas hampir serupa dengan Tinutuan atau Bubur Manado, sama-sama terdiri dari campuran beras dan banyak sayuran. Bedanya pada Bubur Pedas beras yang digunakan adalah beras yang sudah disangrai kemudian dihaluskan bersama parutan kelapa yang juga sudah disangrai sebelumnya, penggunaan beras dan parutan kelapa yang sudah disangrai ini yang menjadikan warna Bubur Pedas lebih gelap dibandingkan warna bubur Manado dan tentu saja menghasilkan tekstur dan sensasi rasa yang berbeda pula di dalam mulut.
Cara memasak Bubur Pedas ini sebenarnya tidaklah sulit, kita hanya perlu merebus kaldu sapi berempah bersama campuran beras dan parutan kelapa yang sebelumnya sudah disangrai (hingga masing-masing berwarna kecoklatan) dan sudah dihaluskan kemudian disusul dengan campuran berbagai macam sayuran. Sayuran yang biasa digunakan adalah gambas/oyong (“leppang” dalam bahasa Sambas), wortel, jagung, ubi jalar, kangkung, tauge (kecambah), daun pakis/paku (“miding” dalam bahasa Sambas) atau sayur apa pun yang mudah ditemui. Selain sayur-sayuran tersebut, yang menjadikan Bubur Pedas Sambas unik adalah penggunaan daun kunyit dan daun kesum yang dirajang halus dan dicampurkan ke dalam Bubur Pedas sehingga menghasilkan rasa dan aroma yang khas. Daun kesum sendiri adalah herba yang lazim ditemukan pada masakan-masakan Melayu. Selain di Indonesia, tanaman yang bernama latin Persicaria odorata ini juga populer di kuliner Malaysia, Singapura, Thailand (dikenal dengan nama phak phai), dan juga Vietnam (dengan nama rau ram). Sebutan lain untuk daun kesum adalah daun laksa (laksa leaf), daun kesom, daun senahun,Vietnamese coriander dan Cambodian mint. Aroma daun kesum adalah perpaduan antara aroma daun kemangi dan daun kari dengan rasa yang “tajam” dan sedikit pedas. Dari rasa “pedas” daun kesum inilah sebutan Bubur Pedas konon berasal. Setelah Bubur Pedas matang, jangan lupa lengkapi dengan taburan kacang goreng dan ikan teri yang digoreng kering untuk menambah rasa dan tekstur. Tambahkan juga perasan jeruk kecil beserta kecap dan sambal jika ingin Bubur Pedas ini terasa benar-benar pedas.
Daun Kesum (gambar diambil dari sini)
Di Sambas sajian Bubur Pedas ini gampang sekali ditemukan, hampir di setiap warung makan dan bahkan di sepanjang Water Front (klik di sini untuk cerita tentang Water Front) pun banyak ditemukan warung-warung dan gerobak-gerobak penjual makanan yang menyediakan Bubur Pedas. Namun jika teman-teman adalah pengunjung yang sekedar melancong ke Sambas, bolehlah saya sarankan untuk mendatangi kantin yang berada di dalam kompleks istana keraton Sambas. Dari kantin ini bisa kita nikmati pemandangan istana keraton Sambas yang megah sambil berbincang mengenai sejarah atau apa saja dan sekaligus membeli cinderamata untuk dibawa pulang.
Jadi, kapan kamu mau saya temani menikmati Bubur Pedas ini? ^_^
Salam,
-Rei-
Oleh @terreitory