Bandung Rasa Thailand
Hai. Bagaimana kesanmu tentang Bandung setelah kemarin kita sudah berjalan-jalan di Jalan Braga dan Asia-Afrika? Kalau kamu menikmatinya, aku akan mengajak kamu ke tempat lain di Bandung. Kalau kemarin kita sudah menikmati Bandung rasa Eropa, hari ini aku ingin mengajak kamu menikmati Bandung rasa Thailand.
Kalau kemarin kita banyak berjalan kaki, kali ini kita harus menyiapkan kendaraan bermotor, karena tempat yang ingin aku tunjukkan terletak di Bandung bagian utara, bukan pusat kota seperti Braga dan Asia-Afrika. Tapi kalau tidak ada kendaraan jangan khawatir, ada kendaraan umum juga yang dapat digunakan untuk sampai ke sana.
Sudah bisa menebak ke mana tujuan kita hari ini?
Hmm, baiklah. Jika belum, aku ingin memberikan petunjuk. Kalau kamu pernah menonton drama Princess Hours, ingat tidak salah satu tempat yang dijadikan lokasi shooting saat di Thailand? Atau jika kamu tidak suka menonton drama, ingat tidak iklan lawas RCTI dimana ada seorang ibu-ibu yang duduk di sebuah kapal, tersenyum, dan mengacungkan jempolnya?
Pasti kamu sudah bisa menebak kan? Yup, Pasar Terapung.
Jika kamu belum pernah ke Kalimantan atau pun Thailand dimana terdapat pasar terapung, kamu bisa mengunjungi Bandung. Karena di daerah Lembang, terdapat pasar terapung yang oleh orang Bandung lebih terkenal dengan Floating Market, Lembang.
Lembang berada di Bandung bagian utara dan merupakan dataran tinggi. Disana banyak sekali wisata alam yang ramai dikunjungi. Salah satunya Floating Market. Untuk ke Floating Market, kita bisa menggunakan angkot Station-Lembang dari depan Stasiun Bandung. Kalau menggunakan kendaraan pribadi, kita tinggal lurus saja dari Jalan Setiabudi. Kali ini kita naik kendaraan umum saja ya, sekalian menikmati lalu lintas kota Bandung. Ayo
Dengan ongkos kurang dari lima ribu rupiah, kita sudah bisa sampai Floating Market. Nah, itu, kita sudah bisa melihat gerbangnya. Harga tiket masuknya sepuluh ribu rupiah. Tiketnya jangan dibuang, karena kamu bisa menukarkan tiket masuk itu dengan satu gelas minuman setelah di dalam.
Nah, sekarang kita sudah di dalam kawasan wisata ini, selain pasar terapung, ada juga wahana lain seperti kereta air, perahu air, canoe, sampai taman kelinci. Karena dari awal aku sudah menjanjikan tentang pasar, maka kita ke pasar terapungnya saja dulu ya.
Nah, ini dia pasar terapungnya. Tidak seperti pasar terapung di Kalimantan atau Thailand, yang jumlah perahunya banyak dan tersebar, di Floating Market Lembang ini walau jumlah perahunya juga cukup banyak, sekitar 40-an, namun perahu-perahu tersebut tidak tersebar dan tersusun rapi. Mungkin karena tujuan utamanya adalah untuk tempat wisata.
gambar diambil dari initempatwisata.com
Di sini, dijual aneka macam makanan tradisional, seperti ketan bakar, lotek, tempe mendoan, aneka buah-buahan dan sayuran segar dan lain-lain. Kamu juga harus mencoba makanan yang berasal dari Jawa Barat seperti surabi, batagor, cireng, dan colenak. Tidak hanya jajanan, ada juga makan berat seperti bakso atau empal gentong. Dan masih banyak lagi.
Tunggu sebentar dulu, kamu tidak bisa langsung membeli makanan-makanan itu. Kalau di pasar tradisonal dulu para pedagang bisa bertransaksi dengan sistem barter, maka di floating Market ini kita juga tidak menggunakan uang yang kita punya saat ini. Kita harus menukarkan uang kita dengan koin terlebih dahulu. Ada tiga jenis koin, yang berwarna kuning bernilai lima ribu rupiah, koin biru bernilaisepuluh ribu rupiah, koin berwarna merah muda bernilai 50.000 rupiah, dan koin oranye bernilai seratus ribu rupiah. Ayo, tunggu apa lagi. Mari kita mulai berwisata kuliner.
gambar diambil dari anekatempatwisata.com
Bagaimana? Apa kamu cukup senang dengan pasar terapung di Lembang ini? Kita bisa mendapat pengalaman Bandung rasa Thailand sekaligus berwisata kuliner jajanan tradisional dalam satu kali perjalanan.
Aku harap itu cukup berkesan dan membuat kamu masih mau aku antar berjalan-jalan di Bandung ini :)
Ditulis oleh @ayuinsafi
Diambil dari http://ayuinsafi.blogspot.com/2015/09/bandung-rasa-thailand.html