Untold Story of Padang

00:48 0 Comments A+ a-

Selamat sore penduduk #30HariKotakuBercerita dan bosse.

Sebelumnya, mau minta maaf dulu sama kangpos kece @gembrit karena dari 10 tema #30HariKotakuBercerita aing cuma ikutan di tiga tema. Really sorry and i’m regret :( Ada beberapa hal yang harus dilakukan.

Btw karena ini hari terakhir #30HariKotakuBercerita, izinkan aing merangkum dulu tema tulisan yang terlewatkan (theme song: Sheila On 7-Yang Terlewatkan). Oiya, aing ini gadis minang, tapi kenapa pake panggilan “aing”, yaa itung-itung belajar gitu, mana tau jodohnya orang Sunda *eh. 

Kalau mau beli kebutuhan pokok kemana sih? Mall? Supermarket? Kalau di Padang, mayoritas masyarakat masih belanja kebutuhan pokoknya ke pasar, yap pasar tradisional tentunya. Mau sayuran, baju, bahan kue, buah, kain, buku dan lain sebagainya. Alasannya sebenarnya sama dengan kebanyakan orang, yaitu harga di pasar lebih murah (walaupun murah kualitas tetap terjamin). Nah, sekarang Pasar Raya Padang lagi dalam tahap renovasi. Semrawutan, karena beberapa penjual kudu buka lapak di pinggir jalan. Alhasil jalanan jadi macet. #fyi Pasar Raya Padang ini lokasinya di pusat kota lho. Nah, kalau semisal nih kita ketemu orang, trus mereka nanya

M: nio kama? (mau kemana?)
K: ka pasa (ke pasar)
M: pasa jauah? (pasar jauh?)

Entah darimana istilah “pasa jauah” itu. Jadi kalau mau ke Pasar Raya Padang dan ada yang nanyain bilang aja “Ka pasa jauah”. Hahahahaha. Ohya, pasar tradisional sebenernya nggak satu doang, ada lagi Pasar Alai (bukan yang jualan atau yang beli alay ya, bukan), Pasar Siteba, Pasar Pagi dan Pasar Bandar Buat. Semua pasar sama riuhnya. Cuma yang besar tetap Pasar Raya Padang.

Kalau ke Pasar Raya Padang, nah bakal deket banget sama tempat kuliner khas urang awak. Ada Soto Garuda, wiih ini ajib banget kalau abis dari Pasar Raya Padang capek-capek belanja, trus ditambah pesanan teh es atau es jeruk. Nggak kalah hebat ajib dan khasnya, ada sate Padang. Hampir setiap jalan pasti ada nih Sate Padang. Kalau mau gampang carinya, silakan ke jalan Patimura. Di sana ada jajanan kuliner khas Padang, mulai Soto Garuda, Sate Padang (ada kuah biasa dan ada kuah kacang tambah karupuak jangek), es tabu daaan ada es cendol patimura. Es cendol ini jajanan seger dan cocok banget kalo kantong lagi pas-pasan. Hahahahhaha you wont be regret to try them!

Kalau mau pergi keliling kota Padang naik angkot enak lho. Udah tau kan angkot Padang itu modis. Nggak percaya? Cekidot deh..

*pict from infosumbar.net

Nah, di angkot itu ada TV LCD, superbass speaker sama lampu ala dije. Musiknya? Wiiih kekinian banget. Ada berapa warna coba angkot di Padang? Buaanyak. Beda tujuan, beda juga warnanya. Ada pink, orange, kuning, putih, biru laut, biru pekat, merah dan ijo. Hahahaha. Jadi ya, nggak bakal puyeng milih angkotnya, karena tinggal tau warnanya, kita bakal tau tujuannya. Buahahahaha. Sekarang juga lagi ada pelebaran jalan sepanjang By Pass, ya mungkin karena kebanyakan masyarakat lewat sana sih ya. Padahal kurang lebar apa coba jalanannya? -___- Doakan aja bisa mengatasi kemacetan dan kesemrawutan kendaraan yak.

Kalau udah capek mah, kalian bisa santai-santai ke pantai. Menikmati angin sepoi-sepoi dan es kelapa muda. Biasanya sih tempat rekreasi yang dikunjungi emang Pantai Padang. Di Pantai Padang itu deket sama jajanan juga, trus ada rental sepeda (mulai dari yang pengemudinya sendiri, dua orang bahkan 3 orang), trus ada rental mobil odong-odong yang lajunya kudu dikayuh kaya sepeda dengan kapasitas bisa 4-5 orang. Kalau nggak mau yang ribet-ribet, ya tinggal duduk di pinggir pantai sambil dengar deru ombak trus liat kapal nelayan dan sunset. Wanna see them? Cekidot…

*pict from my document

Itu tema yang sempat terlewatkan, kali ini mari kita menuju tema utama “Untold Story of Padang”.

Tahu nggak? Di Padang itu ada komunitas orang China. Nah, nama tempat tinggal orang China itu dinamai Kampuang Chino. Letaknya di daerah jembatan Siti Nurbaya. Tapi walaupun begitu, urang awak dan China mampu selaras dalam kehidupan bermasayrakat. Kita sama-sama menghargai agama dan kepercayaan serta ibadah masing-masing. 

Masih bicara tentang China nih, di Padang ada Klenteng juga. Daaaan Klenteng itu juga jadi tempat kunjungan muda-mudi. Ada yang Cuma buat foto-foto karena arsitekturnya keren, ada juga yang memang pengen tahu Klenteng itu seperti apa. Nah, kalau haus, ada Kopmil Omping di depannya. Tahu kopmil? Itu lho minuman dingin kopi+milo, sebungkusnya sembilan ribu saja. Uniknya, Kopmil Omping ini punya khas bungkusannya. Kalau kita mau bawa pulang, kopmil bakal dibungkus dengan kantong plastik warna putih. Yap, setiap pembelian pasti pake kantong putih. Jadi kalau kamu jalan trus nenteng bungkusan minuman dengan kantong plastik putih (sudah termasuk sedotannya), orang bakal tahu kalo itu Kopmil Omping, atau bakal bilang “Kopmil Omping ya?”. 

The second untold story, di Padang itu lagi menjamurnya cafe. Seriously. Mau cafe biasa, coffeeshop, cafe ala Italian atau cafe buat have fun (dengan suasana game). Tapi yang paling aing suka itu Rimbun Cafe. Kenapa? Karena sewaktu kita baru aja buka pintunya aroma kopi udah kecium. Belum lagi alat sama konsep cafenya yang kece. Barista yang ramah. Serta varian rasa yang beragam. Walaupun tidak murah, aing rasa itu wajar dengan suguhan fasilitas dan kopi yang mereka tawarkan. 

The third untold story is about Bendi. Tau bendi nggak? Kalau bahasa Indonesianya sih delman, tapi kalau urang awak bilangnya bendi. Nah, bendi ini mahal lho ya. Bisa nyampe lima puluh ribu ongkosnya (tergantung jarak tempuh). Rasanya wajar sih, karena bendi udah langka di Padang (padahal itu jadi kebanggaan urang Padang lho dulunya), belum lagi tenaga kusir, tenaga kudanya serta makan kuda. 

The fourth untold story is about Baarak. Nah apalagi tuh? Baarak adalah tradisi nikahan yang ada di Sumatera Barat umumnya, Padang khususnya. Sesuai katanya “ba-arak” atau “ber-arak”. Jadi ya, pengantin baru itu di-arak (diiringi) bersama-sama dengan keluarga mereka dari rumah bako (saudara perempuan ayah) menuju rumah baralek (pesta) pengantin laki-laki. Mereka juga diiringi sama musik-musik tradisional dan anak daro kecil. Kalau lagi di dalam rumah nih, trus kedengeran musik/nyanyain minang gitu nah penduduk bakal keluar sambil bilang “oi, ado urang baarak”. Trus anak-anak kecil bakal antusias liatin, sampe pengantinnya hilang dari pandangan. Hahahaha 

The fifth untold and important story is… gadih minang itu cekatan dan tangguh. Mereka bisa bekerja layaknya laki-laki sambil menjalankan tanggung jawab sebagai perempuan. Makanya ada istilah Bundo Kanduang. Bundo Kanduang itu panggilan untuk penguasa perempuan tertinggi dalam rumah gadang. Gadih Minang is strong, yeah. Mereka bakal diajari masak dulu sama orangtua mereka sebelum menikah. Bagi orang Minang, “pantang anak gadih ndak bisa masak”. Gitu. Jadi jangan ragu sama gadih minang :p

Oiya, jangan sampe salah kaprah lho ya. Aing suka gemes sama orang-orang yang bilang Bukittinggi itu di Padang. Yang bener mah Bukittinggi itu di Sumatera Barat. Bukittinggi dan Padang itu sama-sama kota yang ada di Sumatera Barat. Jadi, jangan ada lagi yang mencampur adukkan antara kota sama provinsi ya guys. Hehehehe 

Bicara soal harapan, semoga kota Padang mampu menjadi kota modern yang madani. Nggak ada lagi macet dan pasar yang semrawut. Trus pendidikan juga lebih baik. Intinya membaik dari segala aspek. 

Istimewanya Padang adalah, mampu bikin aing jatuh cinta sama beberapa orang dan susah move-on (dulu sih sekarang mah kagak). Hahahaha. Padang, kota dimana aing dilahirkan, dibesarkan dan jatuh cinta (beberapa kali). Salam hangat penuh cinta dan keramahan kota dari Padang. Love.

Regards,
Puja.



Ditulis oleh: @pujatriandini

PosCinta. Powered by Blogger.