Pelet Air Mahakam
Tanah Timur Borneo merupakan tanah pemilik sungai Mahakam, sungai terbesar di provinsi Kalimantan Timur. Sungai Mahakam memiliki satu kisah magis yang telah dialami oleh banyak warga pendatang kota Samarinda. Puluhan tahun yang lalu kelimpahan kekayaan Tanah Timur Borneo nampaknya semakin menggiurkan warga-warga luar pulau untuk datang dan sedikit mengemis kekayaan Tanah Timur Borneo. Memang bener awal mula mereka datang adalah hanya untuk sedikit mengemis kekayaan Tanah Timur Borneo tapi lama kelamaan manusia pendatang ini menjadi serakah dan selalu meninggalkan Tanah Timur Borneo ketika mereka sudah merasa kaya. Mereka lupa siapa mereka, mereka tak benar-benar datang untuk mengemis tapi untuk merampok kekayaan Tanah Timur Borneo.
Alhasil mereka hanya mampu bertahan di kampung halaman mereka paling lama sampai hitungan satu tahun. Selalu ada alasan bagi mereka untuk kembali lagi mencari rupiah ke Tanah Timur Borneo, sebagian dari mereka yang lelah pulang-balik kampung halaman lama kelamaan memilih untuk menetap di Tanah Timur Borneo dengan membawa anak istrinya ke kota Samarinda. Untuk pendatang yang masih bujang tak banyak dari mereka yang akhirnya menemukan tambatan hatinya disini, di Tanah Timur Borneo. Pada akhirnya 65% pendatang kini telah menjadi warga tetap kota Samarinda. Mereka terus berkembag biak di Tanah Timur Borneo dan akhirnya melahirkan generasi baru yakni kami muda-mudi asli Samarinda yang saat ini masih terus dihantui akan kebenaran dari mitos pelet sungai air Mahakam itu.
Beredar cerita berbagai sebab dan alasan mereka kembali ke Tanah Timur Borneo saat sedang di kampung halaman tersebut merupakan hasil dari kesaktian air mahakam. Kena pelet jar urang Samarinda wal ay. Pelet Air Mahakam saat zaman dulu secara tidak langsung memang masuk diakal karena tekstur air Mahakam masih jernih dan tidak sekotor sekarang lalu puluhan tahun yang lalu mata pencaharian dan segala aktivitas di Samarinda berlangsung di atas kapal jadi tidak menutup kemungkinan untuk mereka kemudian meminum air sungai Mahakam. Namun, seiring perkembangan zaman cerita ini semakin menjadi mitos, hanya sedikit orang yang masih mempercayainya. Bahkan tak ada yang tau dari mana asal usul cerita magis ini.
Wahai Mahakam kami lelah dengan simpang siur mitos kesaktianmu ini, untung saja dentum kaki kami berhenti dan beristirahat di Kedaton Museum Mulawarman kala siang itu. Jadi singkat cerita, kami bertemu malaikat haha ya bapak dalam foto ini merupakan sumber jawaban dari segala pertanyaan yang kang pos dan bosse pertanyakan selama ini *loh hahahaha. Namun demi kelancaran film docudrama yang sedang dalam proses produksi saya selaku Produser yang juga merangkap sebagai Script Writer dalam film “Pelet Air Mahakam” ini ingin meminta maaf karena tidak bisa melanjutkan cerita magis ini. Saya harap kang pos, bosse dan juga bocahe yang lain masih akan tetap antusias dengan kelanjutan cerita magis ini dan bersedia menunggu kehadiran film ini.
Oke saya langsung menarik kesimpulan saja, hari ini sebagian orang masih merasa abu-abu dengan kepastian cerita magis ini yah namanya juga cerita rakyat lain mulut lain juga ceritanya. Namun satu yang pasti, cobalah memastikan bahwa prilaku dan tingkah lakumu itu sudah benar dan tidak sedikitpun menyinggung bahkan sampai merusak hal-hal yang tidak semua orang bisa merasakan bahwa suatu hal itu telah rusak. Tetaplah berjiwa rendah hati, jangan pernah merasa tinggi walau hanya sekali apalagi merasa tinggi di kota orang. Semangatlah dalam getir kebersamaan bukan dalam kesengsaraan. Inilah cara penguasa dahulu yang ingin tanah air yang dikuasainya dihormati dan dijaga oleh penduduk dan masyarakatnya apalagi para pendatang yang mengambil keuntungan dari tanah airnya karena Tanah Timur Borneo ini memiliki keramat atau kehormatan, sehingga tidak sembarangan orang bisa berbuat sembarangan di Tanah Timur Borneo.
Dahulu memang penuh dengan misteri
Maka jangan jadikan hari ini kaya akan materi
Karena tak selamanya raga gagah mencari
Bersiaplah dikau untuk menerima sangsi memori
Salam Samarinda,
Samarinda, 16 September 2015
Ditulis Oleh: @masitahfn
Diambil Dari: http://hujandanteduh.blogspot.co.id/2015/09/pelet-air-mahakam.html?spref=tw