Kasta

00:07 0 Comments A+ a-

image
Diceritakan ada seorang pemuda yang lahir dari keluarga sebuah kerajaan terkenal ditanah sunda. Dia dilahirkan dengan segala kelebihan yang diwariskan dari ayahnya yang seorang Raja. Salah satu kelebihan Pangeran yang di wariskan dari Ayahnya ialah hanya dengan mata Sang Pangeran bisa mendapatkan apa yang dia mau.

Semasa kecil Pangeran hidup dengan caranya. Hidup menurutnya hanya sebuah seni tentang bagaimana cara bertahan dan menyerang. Baginya hidup itu hanya sebatas permainan dan di matanya orang yang ada di bawahnya adalah teman yang harus dirangkul dan orang yang di atasnya adalah lawan yang harus di lampaui kehebatannya.
Pangeran suka melawan apa yang sudah menjadi peraturan di kerajaan demi bisa bermain pada masyarakatnya dan tanpa peduli dengan statusnya sebagai Pangeran. Teman sepermainannya adalah masyarakatnya dan orang-orang di kerajaannya adalah guru yang mendidiknya.
Pangeran bukan orang yang setuju dengan peraturan yang menggunakan sistem kasta karena menurutnya semua manusia sama, mereka berhak hidup sebagai manusia tanpa peduli kasta. Ajaran yang dipegang oleh Pangeran adalah ‘memanusiakan manusia’.
Kahidupan seperti itu berlansung sampai Pangeran dewasa, dia lebih suka berbaur dengan masyarakatnya dan menggunakan pakaian yang digunakan masyarakatnya. Menurutnya pakaian kerajaan hanya mengganggu kedekatannya dengan teman-teman masa kecilnya.
—
Suatu ketika, datang utusan dari kerajaan sebrang membawa kabar kalau salah seorang putri dari kerajaan mereka ingin di nikahkan dengan Pangeran. Lalu Ayah si Pangeran yang tidak lain adalah Raja menyanggupinya dan menyuruh keluarga kerajaan mereka datang pada hari yang ditentukan. Dan ini dilakukan tanpa sepengetahuan Pangeran.
Tepat pada hari yang telah di tentukan, datanglah rombongan kerajaan sebrang itu dengan membawa Tuan Putri yang akan di nikahkan pada Pangeran. Rombongan kerajaan itu melewati tempat dimana pangeran sedang bermain dengan teman-teman masa kecilnya tanpa di ketahui oleh seorangpun dari pihak kerajaan sebrang kalau salah satu dari anak muda yang sedang duduk sambil bercakap-cakap dengan anak muda lainnya adalah Pangeran.
Saat rombongan itu hampir berlalu, terlihatlah dayang-dayang Tuan Putri yang membuat hati Pangeran tergerak untuk terus memandangnya. Dayang-dayang itu berambut hitam panjang, berpipi kemerahan, bermata bulat, beralis yang terlihat seolah menyatu antara alis kanan dengan alis kirinya, dan berbibir merah muda tipis dan sedikit senyuman yang mengingatkan kalau senyuman itu hanya miliknya.
Ingin rasanya Pangeran beranjak pulang untuk sekedar melihat lagi dayang-dayang itu tapi di urungkan niatnya karena kembali kekerajaan sama saja kembali pada kehidupan yang kaku yang semuanya harus dilakukan dengan mengikuti semua aturan yang ada.
Tak berapa lama, sedang asiknya Pangeran bercakap-cakap dengan teman-temannya sambil setengah melamun wajah dayang-dayang tadi. Datang utusan dari kerajaan memerintahkan Pangeran untuk pulang karena ada sebuah urusan yang bersangkutan dengan Pangeran. Ada sedikit perasaan senang karena itu bisa jadi alasan Pangeran melihat wajah dayang-dayang itu sekali lagi dan ada rasa penasaran kenapa harus datang di pertemuan itu.
Setibanya di kerajaan, Sang Ayah yang tidak lain adalah Raja memerintahkan Pangeran untuk duduk disampingnya. Lalu Raja mulai berbicara â€˜sekiranya Kakanda harap maklum dengan penampilan anak saya ini, dia memang beda. Dia tidak suka di bedakan dengan temannya jadi pakaian yang dia pakai harus sama dengan pakaian temannya hahaha.’
Setelah tertawa Raja lanjut berkata â€˜sekiranya apa Tuan Putri bersedia menerima dia yang memiliki kebiasaan yang seperti ini?’
‘dan bagaimana dengan kakanda?’ Tanya Raja kepada Raja dari kerajaan sebrang.
‘kalau saya apa kata Ayahanda saja, saya percaya pilihan Ayahanda yang terbaik.’Jawab Tuan Putri sambil menundukan kepalanya.
‘baiklah anak ku telah setuju seperti yang di denger tadi bagaimana dengan anak mu?’Tanya Raja sebrang itu ke Raja yang tidak lain Ayahnya Pangeran.
‘dia pasti setuju dengan wanita secantik Tuan Putri ini, lelaki mana yang bisa menolak Putri seayu ini Kakanda hahaha.’ Jawab Raja senang karena akan menjalin kerabat dengan kerajaan sebrang.
‘ini apa Ayah, perjodohan macam apa ini. Tanpa ada persetujuan dari ku. Ah kemana dayang-dayang yang tadi itu, sepertinya di luar.’ Ucap Pangeran dalam hatinya mencari wanita yang menarik perhatiannya tadi.
Dan di luar si dayang-dayang hanya bisa menyesal karena harus suka dengan pemuda yang di temuinya tadi di tengah jalan yang ternyata adalah Pangeran, sungguh malu dan merasa bersalah dayang-dayang itu karena harus suka oleh Pangeran yang menjadi calon suami dari Tuan Putrinya.
Dayang-dayang itu tidak tahu kalau di hati Pangeran telah timbul sedikit rasa suka padanya bukan pada Tuan Putri yang sedang di hadapannya sekarang.
Setelah kesepakatan itu akhirnya waktu pernikahanpun di tentukan dan pulanglah rombongan dari kerajaan sebrang itu, sebelum pulang Pangeran sempat bertemu dan melihat dayang-dayang itu dan mencoba untuk tersenyum berharap dia membalas senyum Pangeran sebelum kembali kekerajaanya.
—
Setelah hari itu, senyuman dayang-dayang selalu membayang di hatinya, pipi kemerahannya selalu mengganggu pikirannya. Pangeran mulai kasmaran, dia mulai tahu apa itu cinta.
Ingin rasanya Pangeran pergi ke kerajaan sebrang hanya untuk bertemu dengan dayang-dayang yang di sukainya tapi itu hanya akan membuat masalah karena dia sudah di calonkan pada Tuan Putrinya.
Pangeran hanya bisa melamun memikirkan wanita yang di sukainya, hari-harinya terasa sepi, kejahilan dan gurauannya hilang berganti dengan lamunan. Semua terasa berbeda setelah pertemuannya dengan dayang-dayang itu.
‘hai Pangeran kenapa kau melamun terus, seperti bukan dirimu saja. Kemana kamu yang jahil dan seka bersenda gurau?’ Tanya salah seorang teman Pangeran.
‘entahlah seolah ada yang kurang di hidup ku setelah ku lihat wanita berpipi kemerahan itu kemarin’ jawab Pangeran sambil tetap melamun.
‘ah kau ini, di kasih Tuan Putrinya kenapa kau malah pilih dayang-dayangnya. Kau ini selalu susah di tebak hati dan pikirannya’ kata salah seorang teman Pangeran yang lainnya.
‘cinta itu bukan tentang status dia siapa tapi tentang hati ini milih siapa’ jawab Pangeran datar.
—
Hari yang telah di tentukan telah tiba, hari pernikahan bagi Pangeran dengan Tuan Putri dari kerajaan sebrang.
Semua orang tersenyum, semua orang bahagia karena pernikahan ini akan menggabungkan dua kerajaan terkuat di pulaunya masing-masing tapi tidak dengan Pangeran. Dia memilih diam di kamarnya untuk memikirkan bagaimana cara membatalkan pernikahan ini dan menikah dengan wanita yang dicintainya yaitu dayang-dayang si pipi kemerahan.
Saat Tuan Putri dan Ayahnya masuk dalam aula yang sudah di siapkan untuk acara pernikahan ini dan bersiap untuk duduk di pelaminan. Tiba-tiba Pangeran keluar dari kamarnya sambil berkata â€˜Ayah maaf aku menolak pernikahan ini, aku tidak bisa menikahi wanita yang tidak aku cintai’
‘apa maksud mu Pangeran?’ Tanya Ayahnya Pangeran
‘maaf Ayah, pernikahan itu harus di dasari dengan cinta dan aku tidak mencintai Tuan Putri’ kata Pangeran datar
‘lalu siapa wanita yang kamu cintai, Hah?’ Tanya Raja agak keras karena sedikit marah dengan keputusan Pangeran yang sepihak
‘aku suka dan cinta dia Ayah’ jawab Pangeran sambil menunjuk dayang-dayang yang selama ini jadi alasan setiap hayalannya
‘tidak bisa, bagaimana mungkin kamu menikah dengannya sedangkan ada wanita yang sekasta dengan mu datang dari jauh untuk menikahi mu’ kata Raja mulai marah karena permintaan Pangeran yang di luar batas wajar
‘Ayah kalo memang pernikahan harus di dasari dengan kasta maka untuk apa Tuhan menciptakan cinta, untuk apa Tuhan membuat hati yang menjadi wadah bagi cinta kalo pernikahan hanya di dasari pada kasta’ jawab Pangeran sambil melihat dayang-dayang kecintaannya dan yang di lihat hanya tertunduk malu
‘nak, dari kecil kamu memang memiliki pemikiran yang beda sampai dewasapun cara berfikir mu pun tetap sama tapi tidak dengan yang satu ini. Kamu harus menikah dengan yang sekasta karena anak kamu tergantung dengan siapa kamu menikah‘ kata Raja mulai marah karena kemauannya di tentang
‘Ayah kasta itu tidak menjamin akan memiliki anak yang hebat karena kasta hanya menjamin nama baik. Tapi pernikahan dengan atas dasar cintalah yang akan memiliki keturunan yang tangguh karena rumah tangga di bina dengan kasih sayang bukan dengan kewajiban sebagai orang yang bermartabat karena terbentur dengan pernikahan kasta’ jawab Pangeran mulai kesal melihat dayang-dayang yang di sukainya di hina karena hidupnya tidak sekasta
‘kamu liat, sekarang kamu bisa seperti ini karena Ayah nikah dengan Ibu mu makanya kamu bisa menjadi seperti ini, kalau kamu menikah dengannya bagaimana nasib anak mu nanti’ kata Raja sambil menunjuk wajah dayang-dayang itu
‘jangan Ayah tunjuk wajah manisnya dengan jari Ayah, tidakkah Ayah berfikir kalau hanya karena dia di lahirkan bukan dari rahim seorang Ratu lantas dia tidak pantas merasakan manisnya cinta? Apakah Ayah tega mengambil satu-satunya hal yang membuat dia merasa jadi orang yang merdeka bukan sebagai pelayan karena dia bisa menikmati cinta?’ Kata Pangeran mulai marah saat wanita yang di cintainya di lecehkan depan umum
‘baiklah, pergilah dari istana ini dan jangan pernah kembali sampai kamu tau kenapa Ayah memaksa kamu menikah dengan wanita yang sekasta’ kata Raja mengalah karena tau sifat Pangeran yang keras kepala
‘baik Ayah aku akan pergi dari istana ini tapi syaratnya izinkan aku hidup bersama wanita kecintaan ku’ kata Pangeran memohon sambil melihat dayang-dayangnya
‘tidak, kamu akan di pisahkan dengan wanita mu ini dan carilah dia sampai kau merasa lelah. Setelah kau lelah kembalilah ke istana ini Tuan Putri akan selalu menunggu mu’ kata Raja dari kerajaan sebrang sambil memerintahkan pengawal untuk membawa dayang-dayang itu keluar istana yang sebelumnya meminta izin kepada Raja untuk mengasingkan dayang-dayang yang membuat Pangeran suka
Sebelum di bawa pergi dayang-dayang itu sempat menoleh kearah Pangeran berharap segera untuk di temukan dan bisa hidup bahagia.
‘baik, seberapa jauh pun Baginda Raja asingkan dia. Aku akan tetap bisa temukan dengan hati kami yang saling mencinta’ kata pangeran menerima tantangan Raja kerajaan sebrang
‘pergilah nak, kejar cinta mu. Ingat, kembalilah kalau kamu lelah karena tidak menemukannya’ kata Raja sambil menyerahkan sedikit bekal untuk perjalanan panjang nanti
‘baik Ayah, aku pergi dan mungkin tak akan pernah kembali’ kata Pangeran sambil berlari mengejar karena takut kehilangan kemana arah dayang-dayang itu di asingkan
—


Itulah kalimat terakhir sebelum Pangeran pergi dari istana untuk mencari kekasih hatinya dan sampai detik ini Si Pangeran masih mencari dayang-dayang yang di asingkan oleh Ayahnya hingga menghabiskan empat kali reinkarnasinya.

Oleh Iben Hayyan ( )
Diambil dari https://jelawe.wordpress.com/2015/08/27/kastai/

PosCinta. Powered by Blogger.