Jakarta Biennale adalah Pilihan

11:30 1 Comments A+ a-

image

Di Jakarta ada perhelatan seni rupa dua tahunan. Kebetulan tahun ini, 2015, dapat giliran. Rencananya akan diselenggarakan mulai pertengahan November sampai Januari mendatang. Saat datang ke acara ini, dua tahun lalu, 2013, aku mendapat banyak suguhan kemungkinan baru memandang Jakarta. Jadi, pantas kalau ia dimasukkan dalam daftar rekreasi dan hiburan ibukota.
Ada banyak acara yang termasuk dalam rangkaian Jakarta Biennale. Yang paling besar adalah pameran. Yang tak kalah penting adalah diskusi serta workshop. Secara ringkas, menurutku, arah perhelatan ini adalah menjadikan seni rupa sebagai suatu tindakan keseharian. Dia bukan lagi sesuatu yang tinggi dan sulit untuk dimengerti, melainkan jadi sesuatu yang bisa dilakukan semua orang.
Di tahun 2013, favoritku adalah karya Mufti Priyanka alias Amenk. Karyanya adalah coretan tangan di dinding yang mengingatkanku pada tulisan di kamar pembantuku. Tidak hanya gaya bahasa, tetapi lekak lekuk huruf, dan isu khusus yang meliputinya. Misalnya,
Kelejatan hikmah dalam halnya soal love
Come back to me ayang
Banyak tulisan di dinding kamar pembantuku yang serupa seperti ini. Tentang harapan dan duka sebagai pekerja yang jauh dari kampung halaman, tinggal di tanah asing, dan terpisah dari banyak orang yang dicintai. Kini kamar itu sudah tiada, sebab sejak menginjak SMP tidak ada lagi pembantu di rumah. Karya ini mengingatkanku betapa mengasyikkan dulu menyelinap ke kamar itu, membaca-baca tulisan yang mengantarku ke lain alam pemahaman hidup.
Ada beberapa karya lain yang juga mengguggahku. Pertama adalah Manusia Gerobak karya Abdulrahman Saleh. Karya ini mencoba mengangkat kenyataan orang-orang yang berumah di gerobak, tidur di pinggir jalan, dan setiap hari berkeliling kota. Kemudian, ya berjudul Gedung Idaman karya komunitas Serrum. Karya ini melibatkan publik untuk mengecat gedung parlemen dalam 2 dimensi. B 137 AN karya Putri Ayu Lestari juga tidak tak kalah menarik. Dia merekam pengalamannya menjadi joki 3 in 1. Ada kesan girang karena dapat objekkan, sekaligus asing bersama orang tak dikenal dalam satu mobil. Hampir semua karya dalam perhelatan ini mampu mengelitik imajinasi dan mencerahkan pikiran.
Acara Jakarta Biennale tidak sepenuhnya gratis. Tiket seharga 20 ribu wajib dibayar (tahun 2013). Waktu itu pun acara tidak terpusat di satu tempat, yaitu di Taman Ismail Marzuki. Ada yang ditempatkan di Museum Seni Rupa, Galeri Cemara, Galeri Salihara, dan berbagai ruang kota seperti Taman Surapati, Taman Langsat, Pasar Burung Pramuka, dan lainnya. Selama perhelatan berlangsung, percik-percik kejutan memang dirancang bertebaran di Jakarta.
Sebagai warga kota yang butuh rekreasi dan hiburan, Jakarta Biennale pantas jadi pilihan. Silahkan panteng terus program-programnya, yang sedikit-sedikit sudah mulai dibeberkan di situs dan akun instagramnya. Pilih yang mana yang kamu suka untuk menikmati Jakarta. (rikafeb/25.09.2015)

Foto adalah Gedung MPR/DPR versi Sjaifuddin Java, diambil dari http://gedungidaman.tumblr.com

Ditulis oleh: @rikafeb
Diambil dari: http://paketminggu.tumblr.com/post/129839852352/jakarta-biennale-adalah-pilihan

1 comments:

Write comments
memo
AUTHOR
December 29, 2015 at 6:41 PM delete

Halo semua. Sekedar kasih kabar: paketminggu.tumblr.com berubah menjadi rikafebriyani.tumblr.com. Salam (rikafeb)

Reply
avatar

PosCinta. Powered by Blogger.