Aku Ingin Menamaimu
"Ini namanya bundaran HI.
Itu patung Selamat Datang.
Ada air mancurnya.
Lihat juga lampu-lampunya, bagus ya."
Berkali mama berucap begitu. Aku yang masih kecil mendongak dan memutar-mutar bola mata. Kini, saat menulis tentang ikon Jakarta, empat kata kunci yang dirapalkannya bermunculan: bundaran HI, patung Selamat Datang, air mancur, dan lampu-lampu. Di ujung jalan utama ibukota ini, ada ikon lain, Tugu Monas. Kami jarang mendatanginya, karena mama kapok didenda polisi di putaran Merdeka Barat. Hubungan batinku dengan Monas menjadi jauh.
Minggu lalu, aku bersama Dian, karibku, terduduk di sisi barat bundaran HI. Setelah nyaris setahun tak bersua, perbincangan pun masih jauh dari ujung saat shopping mall terbenam di pukul 22.00. Keluar dari Plaza Indonesia, kami ingin melongok kafe di teras Grand Indonesia, barangkali buka 24 jam. Lalu berubah haluan karena muncul ide ke Seven Eleven. Tapi dalam perjalanan, mata tertumbuk pada bangku tepat di depan Hotel Indonesia Kempinski. Kosong! Ini pertama aku tinggal berjam-jam di titik idaman orang Jakarta.
Sempat aku tersenyum mengingat tahun 2010. Waktu itu Hotel Indonesia resmi menggunakan nama ‘Kempinski’. Pengelolaannya beralih ke perusahaan asing. Terus bagaimana nasib nama bundaran HI? HI yang jelas kependekan dari Hotel Indonesia. Akankah pujaan hati warga kota ini berubah menjadi bunderan HIK? Nyatanya tidak. Sebaran informasi soal demonstrasi buruh hari ini tetap menggunakan kata bundaran HI. Kekhawatiranku tak terbukti, tapi pikiranku tetap tersenggol.
Tahun 2012, di suatu artikel, Sylvia, rekanku, pernah mengenalkan nama bundaran Gumatang. Kami memang sama-sama menyayangkan tambahan nama Kempinski pada Hotel Indonesia. Gumatang adalah kependekan dari Tugu Selamat Datang. Niatnya melepaskan nama ikon ini dari label komersial, melekatkannya pada sesuatu yang lebih bisa dimasuki semua kalangan. Sayangnya, Gumatang susah diucapkan di lidah orang Jakarta yang bergerak cepat. Kandidat nama lain yang terpikir, TSD (Tugu Selamat Datang), PJ (Plaza Jakarta), Asda (Air mancur Selamat Datang), dan Sedang Jaya (Selamat Datang di Jakarta Raya), tapi semua tinggal di kepala saja. Aku tak punya ruang dan waktu untuk mengupayakannya.
Ada lega nama bundaran HI tidak diganti. Meski situs Wikipedia menyebut HI adalah kependekan dari Hotel Indonesia Kempinski, agaknya orang-orang tetap menginsyafi HI bernilai seperti sedia kala. Seperti halnya mama-ku yang tetap mengagumi air mancur dan lampu-lampu, seperti tiga perempuan yang menyeberang sambil berteriak-teriak lalu berfoto di bawah patung Selamat Datang, tempat ini memang milik siapapun. Pada mobil yang melintas, terbayang olehku wajah seorang bocah cilik sedang mencerap setiap sisi bundaran ini. (rikafeb/02.09.2015)
Ditulis oleh: Rika Febriyani (@rikafeb)
Diambil dari: http://paketminggu.tumblr.com/post/128249482047/aku-ingin-menamaimu
1 comments:
Write commentsHalo semua. Sekedar kasih kabar: paketminggu.tumblr.com berubah menjadi rikafebriyani.tumblr.com. Salam (rikafeb)
Reply